Laporan Akhir M2
1. Fixed Bias
Tabel 4.1 Percobaan fixed bias
|
Parameter |
Nilai Pengukuran |
|
VRB |
11,06 V |
|
VRC |
2,17 V |
|
VB |
0,8 V |
|
VC |
11.96 V |
|
VBE |
0.627 V |
|
VCE |
11,99 V |
|
IB |
0,44 mA |
|
IC |
0,04 mA |
|
Gelombang Input |
Gelombang Output |
|
|
2. Emitter Stabillized Bias
Tabel 4.2 Percobaan emitter stabillized bias
|
Parameter |
Nilai Pengukuran |
|
VRB |
10,02 V |
|
VRC |
10,41 V |
|
VRE |
1,271 V |
|
VB |
1,935 V |
|
VC |
11,98 V |
|
VE |
1,303 V |
|
VBE |
0,63 V |
|
VCE |
10,6 mV |
|
IB |
1,05 mA |
|
IC |
0,85 mA |
|
Gelombang Input |
Gelombang Output |
|
|
3. Self Bias
Tabel 4.3 Percobaan self bias
|
Parameter |
Nilai Pengukuran |
|
VRB |
10,02 V |
|
VRC |
10,41 V |
|
VRE |
1,271 V |
|
VB |
1,935 V |
|
VC |
11,98 V |
|
VE |
1,303 V |
|
VBE |
0,63 V |
|
VCE |
10,6 mV |
|
IB |
1,05 mA |
|
IC |
0,85 mA |
|
Gelombang Input |
Gelombang Output |
|
|
4. Voltage Divider Bias
Tabel 4.4 Percobaan voltage divider bias
|
Parameter |
Nilai Pengukuran |
|
VR1 & VR2 |
9,8 V &
2,334 V |
|
VRC |
10,43 V |
|
VRE |
1,372 V |
|
VB |
2,249 V |
|
VC |
1,493 V |
|
VE |
1,412 V |
|
VBE |
0,666 V |
|
VCE |
1,484 V |
|
IB |
1,9 mA |
|
IC |
10,5mA |
|
Gelombang Input |
Gelombang Output |
|
|
5. Power IC dengan Regulator
|
Ic |
Vin |
Kapasitor |
Resistor |
Vout |
|
7805 |
≥ 5 V |
0,1uF (Ca) 1uF (Cb) |
220 ohm |
5,64 V |
|
7809 |
≥ 9 V |
0,1uF (Ca) 1uF (Cb) |
220 ohm |
10.05 V |
|
7812 |
≥ 12 V |
0,1uF (Ca) 1uF (Cb) |
220 ohm |
0,83 V |
1. Fixed Bias
- Pada konfigurasi fixed bias, resistor
basis (RB) langsung terhubung dari sumber tegangan VCC ke basis
transistor, sehingga basis menerima tegangan tetap dari VCC.
- Arus basis dapat
dihitung secara kasar dengan rumus IB ≈ (VCC − VBE)/RB, di mana VBE
bernilai sekitar 0,7 V untuk transistor berbahan silikon. Arus
kolektor kemudian diperkirakan dengan IC ≈ β·IB.
- Karena IB hanya
bergantung pada nilai RB dan VCC, maka perubahan karakteristik transistor
seperti β atau suhu
akan memengaruhi IC secara signifikan dan menggeser titik kerja (Q-point),
menjadikan rangkaian ini kurang stabil.
- Keunggulan utama dari
rangkaian ini adalah desainnya yang sederhana dan penggunaan komponen yang
minimal. Namun, kelemahannya adalah sangat peka terhadap perubahan suhu
dan karakteristik transistor, sehingga kurang cocok untuk aplikasi yang
membutuhkan kestabilan.
2. Emitter Stabilized Bias (Bias dengan Resistor Emitter)
- Dalam rangkaian
emitter stabilized, resistor emitter (RE) dipasang di jalur emitter
sehingga jalur tersebut tidak langsung ke ground.
- Ketika arus kolektor
meningkat, arus emitter juga naik, menyebabkan tegangan emitter VE = IE·RE
bertambah. Akibatnya, tegangan VBE efektif (VB − VE) menurun, yang
mengurangi arus basis IB dan membatasi kenaikan IC—mekanisme ini dikenal
sebagai umpan balik negatif.
- Secara praktis, arus
dan tegangan kerja dapat dihitung dengan pendekatan IE ≈ (VB − VBE)/RE,
sehingga RE berperan dalam menstabilkan IE dan IC terhadap perubahan β dan suhu.
- Kekurangannya adalah
sebagian tegangan sinyal hilang di RE, yang mengurangi penguatan (gain).
Oleh karena itu, kapasitor bypass sering ditambahkan pada RE untuk
memulihkan gain pada frekuensi sinyal.
3. Self Bias (Collector-Feedback Bias atau Bias Otomatis)
- Pada rangkaian self
bias, terdapat resistor yang menghubungkan kolektor ke basis, sehingga
tegangan bias basis bergantung pada tegangan kolektor.
- Jika IC meningkat,
tegangan kolektor VC akan turun akibat penurunan tegangan di RC. Penurunan
VC ini menyebabkan tegangan basis menurun, sehingga IB berkurang dan IC
kembali menurun—terjadi stabilisasi otomatis melalui umpan balik dari
kolektor.
- Mekanisme ini lebih
stabil dibandingkan fixed bias karena adanya umpan balik negatif, meskipun
masih kurang stabil dibandingkan voltage divider bias karena basis masih
dipengaruhi langsung oleh VC dan β
transistor tetap berpengaruh.
- Desainnya cukup
sederhana dan cocok digunakan jika ingin menambah stabilitas tanpa
menggunakan rangkaian pembagi tegangan yang kompleks.
4. Voltage Divider Bias (Bias Pembagi Tegangan)
- Metode ini
menggunakan dua resistor (R1 dan R2) yang membentuk pembagi tegangan
antara VCC dan ground, menghasilkan tegangan basis VB yang hampir konstan,
dengan rumus VB = VCC·R2/(R1+R2).
- Tegangan VB
menentukan arus emitter dan kolektor melalui hubungan IE ≈ (VB − VBE)/RE,
sehingga IC ≈ IE karena IB relatif kecil dibanding IE. Titik
kerja menjadi tidak terlalu bergantung pada β transistor.
- Agar VB tidak terpengaruh oleh arus basis,
arus yang mengalir melalui pembagi tegangan biasanya dibuat jauh lebih
besar dari IB (umumnya 5–10 kali IB), sehingga basis tidak mengganggu
tegangan pembagi.
- Jika IC berubah akibat suhu atau variasi
β, maka perubahan VE melalui RE akan memengaruhi VBE dan menghasilkan
umpan balik negatif yang menjaga kestabilan Q-point. Kombinasi pembagi tegangan dan resistor emitter menjadikan metode ini
paling stabil dan paling umum digunakan dalam rangkaian penguat.
5. Power IC dengan Regulator
- Tujuan utama dari IC
regulator daya adalah menjaga agar tegangan output tetap stabil meskipun
terjadi perubahan pada tegangan input atau arus beban.
- Pada regulator
linear, prinsip kerjanya melibatkan referensi tegangan internal dan
amplifier kesalahan yang membandingkan tegangan output dengan referensi.
Output dari amplifier ini mengatur transistor pass seri untuk menyesuaikan
tegangan output dengan mengubah drop tegangan pada transistor.
- Kekurangan dari
regulator linear adalah efisiensinya rendah karena selisih antara Vin dan
Vout diubah menjadi panas pada transistor pass, sehingga daya yang hilang
sebanding dengan (Vin − Vout)·Iout.
- Sebaliknya, switching
regulator bekerja dengan prinsip berbeda: transistor switching aktif dan
nonaktif dengan frekuensi tinggi, dan duty cycle dikendalikan oleh loop
umpan balik. Induktor dan kapasitor menyaring pulsa menjadi tegangan DC
yang diinginkan, menghasilkan efisiensi tinggi dan disipasi daya rendah.
- Regulator terpadu
biasanya mencakup rangkaian referensi tegangan, amplifier kesalahan,
elemen pass atau switch, dan sistem umpan balik, sehingga hanya
membutuhkan sedikit komponen eksternal. Contoh IC yang umum digunakan
adalah seri 78xx (regulator linear tetap) dan LM317 (regulator linear yang
dapat disetel), serta IC switching seperti buck, boost, dan buck-boost
controller.
Percobaan rangkaian
Penjelasan percobaan
1. Analisa prinsip kerja dari rangkaian self bias berdasarkan nilai
parameter yang didapatkan ketika percobaan.
Jawab:
Rangkaian Self Bias
Rangkaian
self bias bekerja dengan prinsip umpan balik negatif
(negative feedback) untuk menstabilkan arus transistor secara otomatis. Berdasarkan
data percobaan, tegangan pada kolektor (VC) memengaruhi tegangan pada basis. Jika
arus kolektor (IC) meningkat, VC akan turun, yang kemudian akan menurunkan
arus basis (IB). Mekanisme ini melawan perubahan arus dan menjaga titik kerja
transistor tetap stabil.
2. Analisa prinsip kerja dari rangkaian voltage divider bias berdasarkan
nilai parameter yang didapatkan ketika percobaan.
Jawab:
Rangkaian Voltage Divider Bias
Rangkaian ini dianggap paling stabil karena menggunakan dua resistor (R1
dan R2) untuk menciptakan tegangan basis (VB) yang hampir konstan dan
tidak bergantung pada karakteristik transistor. Data percobaan mendukung
prinsip ini:
- Tegangan pada
resistor kedua (VR2) terukur 2,334 V.
- Tegangan basis (VB)
yang dihasilkan adalah 2,249 V.
Nilai VB yang sangat dekat dengan VR2 menunjukkan bahwa pembagi tegangan
berhasil "mengunci" tegangan basis, sehingga menciptakan titik kerja
yang sangat stabil. Kestabilan ini juga dibantu oleh resistor emitor (RE) yang
memberikan umpan balik negatif.
3. Analisa pengaruh variasi kapasitor dan resistor terhadap output pada
rangkaian Power Supply dengan IC Regulator.
Jawab:
Pengaruh Komponen pada Power Supply dengan IC Regulator
Tujuan utama rangkaian ini adalah menghasilkan tegangan output yang stabil,
tidak peduli perubahan pada input atau beban. Kapasitor dan resistor eksternal
sangat penting untuk mencapai tujuan ini.
- Pengaruh Kapasitor: Kapasitor pada input dan output berfungsi sebagai filter
dan penstabil.
- Kapasitor Input (Ca = 0,1uF) menyaring noise dari sumber
daya. Jika nilainya terlalu kecil, regulator bisa menjadi tidak stabil.
- Kapasitor Output (Cb = 1uF) menjaga output tetap stabil saat beban
berubah-ubah dan mencegah osilasi.
- Pengaruh Resistor: Resistor 220 ohm dalam percobaan ini kemungkinan
besar berfungsi sebagai beban (RL).
- Variasi Resistor: Mengubah nilai resistor ini akan mengubah arus
output (Iout=Vout/RL). Jika resistansi terlalu kecil, arus akan
terlalu besar dan dapat menyebabkan IC mati karena panas berlebih.
[Klik untuk download Laporan Akhir M2]
[Klik untuk download File Rangkaian]
[Klik untuk download Vidio Analisa]
[Klik untuk download Vidio Analisa]
Comments
Post a Comment