Tugas Besar
Setiap rumah biasanya memiliki gorden pada
jendela dan biasanya dibuka secara manual, agar dapat lebih efisien maka kita
dapat membuatnya secara otomatis dengan membuat sebuah alat untuk membuka dan
menutup gorden secara otomatis. Pada blog ini kami akan menampilkan rangkaian
listrik untuk membuat gorden otomatis dengan 5 sensor dan 2 buah bentuk
rangkaian istrik. Sensor yang kami gunakan, pertama ada Touch Sensor dimana ia
akan bekerja jika diberikan sentuhan, lalu kedua ada Sound Sensor dimana ia
akan bekerja jika ada suara, lalu ketiga ada UV sensor yang bekerja jika ada
cahaya UV, lalu keempat ada Sensor Piezo dimana ia akan bekerja jika ada
tekanan angin, lalu kelima ada Sensor Kelembaban dimana ia akan bekerja pada
kelembaban yang diatur. Selanjutnya untuk filter yang kami gunakan ada Detector
non inverting sebagai mendeteksi sinyal output dan mengembalikan sinyal output
yang sefasa dengan sinyal input, lalu ada Buffer yang berfungsi untuk
meningkatkan daya sinyal tanpa mengubah bentuk asli sinyalnya.
- Membuat
rangkaian kontrol gorden otomatis menggunakan sensor touch, uv,
kelembaban, piezo dan sound sensor
- Mengetahui penggunaan transistor dan op amp pada
rangkaian
- Mengetahui
kegunaan dan fungsi dari sensor touch, uv, kelembaban, piezo dan sound
sensor
Instrument/Alat
1) DC Voltmeter
DC Voltmeter
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besar tengangan pada suatu
komponen. Cara pemakaiannya adalah dengan memparalelkan kaki2 Voltmeter dengan
komponen yang akan diuji tegangannya.
Berikut adalah Spesifikasi dan keterangan
Probe DC Volemeter
Generator Daya
2) Baterai
Baterai merupakan sebuah alat yang mengubah energi kimia yang tersimpan menjadi energi listrik. Pada percobaan kali ini, baterai berfungsi sebagai sumber daya atau.
Spesifikasi
dan Pinout Baterai
- Input
voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
- Output
voltage: dc 1~35v
- Max. Input
current: dc 14a
- Charging
current: 0.1~10a
- Discharging
current: 0.1~1.0a
- Balance
current: 1.5a/cell max
- Max.
Discharging power: 15w
- Max.
Charging power: ac 100w / dc 250w
- Jenis
batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s, lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd
1-16s
- Ukuran:
126x115x49mm
- Berat:
460gr
3) Power Suply
Berfungsi sebagai sumber daya bagi sensor
ataupun rangkaian. Spesifikasi :
Input
voltage: 5V-12V
Output voltage: 5V
Output Current: MAX 3A
Output power:15W
conversion efficiency: 96%
BAHAN
1) Resistor
Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika (V=I R).
Cara menghitung nilai resistor:
Tabel warna
Contoh
:
Gelang
ke 1 : Coklat = 1
Gelang
ke 2 : Hitam = 0
Gelang
ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai resistor tersebut adalah 10 * 105 =
1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.
Spesifikasi
2) Dioda
Spesifikasi
Untuk
menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari
arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan sebagai penyearah
dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda
(terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang
berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus
dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat
mengalirkan arus ke arah sebaliknya.
3) Transistor
Merupakan
transistor tipe NPN yang digunakan untuk switching agar mengaktifkan kontak
relay dan relay tersebut akan memberikan kontak pada motor DC dan output
lainnya.
Spesifikasi :
- Bi-Polar
Transistor
- DC
Current Gain (hFE) is 800 maximum
- Continuous
Collector current (IC) is 100mA
- Emitter
Base Voltage (VBE) is > 0.6V
- Base
Current(IB) is 5mA maximum
4) Op Amp - LM741
Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear
yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan
Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk
menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa
Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga dengan Penguat
Operasional.
Konfigurasi
PIN LM741
Spesifikasi:
Komponen Input
1) Switch atau Button
Switch adalah suatu komponen jaringan komputer yang berfungsi untuk
menghubungkan beberapa perangkat untuk meneruskan data ke perangkat yang
dituju.
Pinout
Spesifikasi:
2) Sensor Touch
Merupakan sensor yang mendeteksi
sentuhan. Sensor Sentuh ini pada dasarnya beroperasi sebagai sakelar
apabila disentuh, seperti sakelar pada lampu, layar sentuh ponsel dan lain
sebagainya. Sensor
Sentuh ini dikenal juga sebagai Sensor Taktil.
Pin
Out
Spesifikasi
Grafik
Respon Sensor Touch
3) Sensor Sound
Sensor Suara adalah sensor yang memiliki cara kerja merubah besaran
suara menjadi besaran listrik. Pada dasarnya prinsip kerja pada alat ini hampir
mirip dengan cara kerja sensor sentuh pada perangkat seperti telepon genggam,
laptop, dan notebook. Sensor ini bekerja berdasarkan besar kecilnya kekuatan
gelombang suara yang mengenai membran sensor yang menyebabkan bergeraknya
membran sensor yang memiliki kumparan kecil dibalik membran tersebut naik dan
turun. Kecepatan gerak kumparan tersebut menentukan kuat lemahnya gelombang
listrik yang dihasilkannya.
Pin
OUT
Spesifikasi
-
Working voltage: DC 3.3-5V
-
Dimensions: 45 x 17 x 9 mm
-
Signal output indication
-
Single channel signal output
-
With the retaining bolt hole, convenient installation
-
Outputs low level and the signal light when there is sound
Grafik
Respons Sensor Sound
4) Sensor Ultraviolet (APDS – 9002)
Sensor yang mendeteksi adanya cahaya terang
dan gelap.
Pinout
Spesifikasi
Grafik
Respon Sensor
5) Sensor Piezzo
Mendeteksi Adanya perubahan tekanan dan
percepatan.
Spesifikasi:
Working
Voltage: 3.3V or 5V
Working
Current: <1mA
Operating
Temperature Range: -10 ~ + 70
Pinout
Grafik
Respon Sensor
6) Sensor Kelembaban
Sensor yang dapat mengukur dua parameter lingkungan sekaligus, yakni suhu
dan kelembaban udara (humidity). Dalam sensor ini terdapat sebuah thermistor
tipe NTC (Negative Temperature Coefficient) untuk mengukur suhu, sebuah sensor
kelembaban tipe resisitif dan sebuah mikrokontroller 8-bit yang mengolah kedua
sensor tersebut dan mengirim hasilnya ke pin output dengan format single-wire
bi-directional (kabel tunggal dua arah).
Spesifikasi
:
- Output
analog
- Sensor
kelembaban relatif
- Akurasi
kelembaban: ± 3% rh.
- Pasokan
2,7 vdc sampai 5,5 vdc.
- Smd.tertutup, dengan / tanpa filter hidrofobik
Pinout
Grafik
Respons Sensor
7) Logicstate
Gerbang Logika (Logic Gates) adalah sebuah entitas untuk melakukan
pengolahan input-input yang berupa bilangan biner (hanya terdapat 2 kode
bilangan biner yaitu, angka 1 dan 0) dengan menggunakan Teori Matematika
Boolean sehingga dihasilkan sebuah sinyal output yang dapat digunakan untuk
proses berikutnya.
Pinout
Komponen Output
1) LED
Pinout
Tegangan
LED menurut warna yang dihasilkan:
- Infra
merah : 1,6 V.
- Merah :
1,8 V – 2,1 V.
- Oranye :
2,2 V.
- Kuning :
2,4 V.
- Hijau :
2,6 V.
- Biru :
3,0 V – 3,5 V.
- Putih :
3,0 – 3,6 V.
- Ultraviolet
: 3,5 V.
2) Relay
Spesifikasi
Relay
umumnya adalah tegangan input 5 VDC, 12 VDC atau 48 VDC. Untuk common dan NO NC
umumnya 220 vac dengan arus kerja 10 A.
- Konfigurasi
pin Relay dihubungkan ke 5V
- GND
dihubungkan ke GND
- IN1/Data
dihubungkan ke pin 2
Pinout
6) Motor
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah
energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga
dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua
terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk
dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada
perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC
seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Spesifikasi
Pinout
Grafik
Respons:
7) Ground
Sistem ground yang merupakan sebuah titik referensi tegangan yang
memiliki nilai “nol”. Titik “nol” pada listrik AC & DC Untuk rangkaian DC,
ground merupakan jalur kabel listrik yang berhubungan dengan kutub negatif (-)
dari baterai/accu. Atau dengan kata lain ground ini digunakan untuk meniadakan
beda potensial dengan mengalirkan arus sisa dari kebocoran tegangan atau arus
pada rangkaian.
1) Resistor
Simbol :
Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi
atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik
dalam suatu rangkaian Elektronika (V=I R).
Jenis Resistor
yang digunakan disini adalah Fixed Resistor, dimana merupakan resistor
dengan nilai tetap terdiri dari film tipis karbon yang diendapkan subtrat
isolator kemudian dipotong berbentuk spiral. Keuntungan jenis fixed resistor
ini dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah.
Cara menghitung nilai resistor:
Tabel warna
Contoh
:
Gelang
ke 1 : Coklat = 1
Gelang
ke 2 : Hitam = 0
Gelang
ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai resistor tersebut adalah 10 * 105 =
1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.
2) Dioda
Spesifikasi
Dioda adalah komponen yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Sebuah Dioda dibuat dengan menggabungkan dua bahan semi-konduktor tipe-P dan semi-konduktor tipe-N. Ketika dua bahan ini digabungkan, terbentuk lapisan kecil lain di antaranya yang disebut depletion layer. Ini karena lapisan tipe-P memiliki hole berlebih dan lapisan tipe-N memiliki elektron berlebih dan keduanya mencoba berdifusi satu sama lain membentuk penghambat resistansi tinggi antara kedua bahan seperti pada gambar di bawah ini. Lapisan penyumbatan ini disebut depletion layer.
Ketika tegangan positif diterapkan ke Anoda
dan tegangan negatif diterapkan ke Katoda, dioda dikatakan dalam kondisi bias
maju. Selama keadaan ini tegangan positif akan memompa lebih banyak hole ke
daerah tipe-P dan tegangan negatif akan memompa lebih banyak elektron ke daerah
tipe-N yang menyebabkan depletion layer hilang sehingga arus mengalir dari
Anoda ke Katoda. Tegangan minimum yang diperlukan untuk membuat dioda bias maju
disebut forward breakdown voltage.
Jika tegangan negatif diterapkan ke anoda dan tegangan positif diterapkan
ke katoda, dioda dikatakan dalam kondisi bias terbalik. Selama keadaan ini
tegangan negatif akan memompa lebih banyak elektron ke material tipe-P dan
material tipe-N akan mendapatkan lebih banyak hole dari tegangan positif yang
membuat depletion layer lebih besar dan dengan demikian tidak memungkinkan arus
mengalir melaluinya. Kondisi ini hanya terjadi pada dioda yang ideal,
kenyataannya arus yang kecil tetap dapat mengalir pada bias terbalik dioda.
ioda dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
1.
Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai
penyearah arus AC ke arus DC.
2. Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman
rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.
3. Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu
Indikator ataupun lampu penerangan.
4. Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor
cahaya.
5. Dioda Schottky yang berfungsi sebagai
Pengendali.
Untuk menentukan arus zenner berlaku
persamaan:
Keterangan:
Pada grafik terlihat bahwa pada tegangan dibawah ambang batas tegangan
mundur (reverse) sebuah dioda akan tembus (menghantar) dan tidak bisa menahan
lagi. Batas ini disebut dengan area tegangan breakdown dioda. Kondisi dioda
pada area ini adalah tembus atau menghantar dan tidak menghambat. Kemudian pada
level tegangan diantara tegangan breakdown dan tegangan forward terdapat area
tegangan reverse dan tegangan cut off. Pada area ini kondisi dioda adalah
menahan atau tidak mengalirkan arus listrik.
3) Transistor
Transistor
adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan dari bahan-bahan
semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Masing-masing kaki disebut sebagai
basis, kolektor, dan emitor.
1. Emitor (E)
memiliki fungsi untuk menghasilkan elektron atau muatan negatif.
2. Kolektor (C)
berperan sebagai saluran bagi muatan negatif untuk keluar dari dalam
transistor.
3. Basis (B)
berguna untuk mengatur arah gerak muatan negatif yang keluar dari transistor
melalui kolektor.
Berfungsi sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus
(switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Selain itu,
transistor biasanya juga dapat digunakan sebagai saklar dalam rangkaian
elektronika. Jika ada arus yang cukup besar di kaki basis, transistor akan
mencapai titik jenuh. Pada titik jenuh ini transistor mengalirkan arus secara
maksimum dari kolektor ke emitor sehingga transistor seolah-olah short pada
hubungan kolektor-emitor. Jika arus base sangat kecil maka kolektor dan emitor
bagaikan saklar yang terbuka. Pada kondisi ini transistor dalam keadaan cut off
sehingga tidak ada arus dari kolektor ke emitor.
Rumus-rumus transistor:
Spesifikasi
:
- Bi-Polar
Transistor
- DC
Current Gain (hFE) is 800 maximum
- Continuous
Collector current (IC) is 100mA
- Emitter
Base Voltage (VBE) is > 0.6V
- Base
Current(IB) is 5mA maximum
Konfigurasi Transistor
Konfigurasi Common Base adalah konfigurasi yang kaki Basis-nya
di-ground-kan dan digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Base, sinyal INPUT dimasukan ke Emitor dan
sinyal OUTPUT-nya diambil dari Kolektor, sedangkan kaki Basis-nya
di-ground-kan. Oleh karena itu, Common Base juga sering disebut dengan
istilah “Grounded Base”. Konfigurasi Common Base ini menghasilkan Penguatan
Tegangan antara sinyal INPUT dan sinyal OUTPUT namun tidak menghasilkan
penguatan pada arus.
Konfigurasi Common Collector (CC) atau Kolektor Bersama memiliki sifat
dan fungsi yang berlawan dengan Common Base (Basis Bersama). Kalau pada Common
Base menghasilkan penguatan Tegangan tanpa memperkuat Arus, maka Common
Collector ini memiliki fungsi yang dapat menghasilkan Penguatan Arus
namun tidak menghasilkan penguatan Tegangan. Pada Konfigurasi Common Collector,
Input diumpankan ke Basis Transistor sedangkan Outputnya diperoleh dari Emitor
Transistor sedangkan Kolektor-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk
INPUT maupun OUTPUT. Konfigurasi Kolektor bersama (Common Collector) ini sering
disebut juga dengan Pengikut Emitor (Emitter Follower) karena tegangan sinyal
Output pada Emitor hampir sama dengan tegangan Input Basis.
Konfigurasi Common Emitter (CE) atau Emitor Bersama merupakan Konfigurasi
Transistor yang paling sering digunakan, terutama pada penguat yang membutuhkan
penguatan Tegangan dan Arus secara bersamaan. Hal ini dikarenakan Konfigurasi
Transistor dengan Common Emitter ini menghasilkan penguatan Tegangan dan Arus
antara sinyal Input dan sinyal Output. Common Emitter adalah konfigurasi
Transistor dimana kaki Emitor Transistor di-ground-kan dan dipergunakan bersama
untuk INPUT dan OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Emitter ini, sinyal INPUT
dimasukan ke Basis dan sinyal OUTPUT-nya diperoleh dari kaki Kolektor.
Jenis Transistor:
1. Fixed
bias adalah teknik pengaturan bias yang menggunakan resistor yang terhubung
langsung ke sumber tegangan DC yang tetap untuk memberikan tegangan bias pada
basis transistor. Fungsi utama dari fixed bias adalah untuk menyediakan
tegangan basis yang konstan dan stabil dari sumber daya eksternal. Meskipun
sederhana, fixed bias kurang stabil terhadap variasi parameter transistor dan
perubahan suhu dibandingkan dengan self-bias atau emitter bias. Pada
gambar, Arus bias IB didapat dari VCC yang dihubungkan ke kaki B melewati
tahanan R
2. Self Bias
adalah arus input didapatkan dari pemberian tegangan input VBB. Self-bias,
juga dikenal sebagai bias dengan umpan balik negatif, menggunakan resistor yang
terhubung antara basis dan emitor transistor. Fungsi utama dari self-bias
adalah untuk menstabilkan titik kerja transistor terhadap variasi suhu dan
parameter transistor. Dalam self-bias, tegangan bias diperoleh dari tegangan
drop across resistor yang terhubung di emitor, menciptakan umpan balik negatif
yang membantu menjaga kestabilan operasi transistor.
3. Emitter bias
adalah teknik pengaturan bias yang mengkombinasikan resistor di emitor dan
basis. Bias ini biasanya digunakan dalam rangkaian yang membutuhkan kestabilan
lebih tinggi. Fungsi utama dari emitter bias adalah untuk menyediakan tegangan
bias yang stabil dengan menggunakan dua sumber tegangan atau dengan konfigurasi
pasangan resistor yang membentuk voltage divider. Dengan adanya resistor di
emitor, teknik ini juga menghasilkan umpan balik negatif yang membantu menjaga
kestabilan operasi transistor. Emitter-Stabilized Bias bisa disebut juga
rangkaian Fixed bias yang ditambahkan tahanan RE.
4) Op Amp - LM741
Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi
sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa
Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi
sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada
rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational
Amplifier sering disebut juga dengan Penguat Operasional.
Karakteristik
penguat ideal adalah:
- Gain sangat besar
(AOL >>). Penguatan open loop adalah sangat besar karena
feedback-nya tidak ada atau RF = tak terhingga, serta pada rentang
frekuensi yang luas.
- Impedansi input
sangat besar (Zi >>). Impedansi input adalah sangat besar sehingga
arus input ke rangkaian dalam op-amp sangat kecil sehingga tegangan input
sepenuhnya dapat dikuatkan.
- Impedansi output sangat kecil (Zo
<<).
Konfigurasi PIN LM741:
Spesifikasi:
Respons karakteristik kurva I-O:
Rangkaian OP-AMP:
1. Detector Non Inverting (Dengan Vref = bertegangan positif )
Rangkaian detektor non-inverting menggunakan op-amp dalam mode non-inverting, di mana sinyal input diterapkan pada terminal non-inverting (+) op-amp, dan terminal inverting (-) dihubungkan ke output melalui rangkaian umpan balik. Fungsi utamanya adalah untuk memperkuat sinyal input tanpa membalik polaritasnya. Rangkaian detektor non inverting dengan tegangan input Vi berupa gelombang segitiga dan tegangan referensi Vref > 0 Volt.
Dengan menggunakan persamaan (1) maka Vi = V1 dan +Vref = V2. Didapatkan rumus tegangan output:
2. Voltage Follower
Rangkaian voltage follower, juga dikenal sebagai buffer unit gain
atau buffer tegangan, adalah konfigurasi di mana output op-amp dihubungkan
langsung ke terminal inverting (-), sementara sinyal input diterapkan pada
terminal non-inverting (+). Fungsi utamanya adalah untuk mengikuti atau
mereplikasi tegangan input pada output tanpa penguatan (gain = 1).
Rangkaian voltage follower atau buffer dimana ACL = 1.
Syarat op-amp ideal adalah Ed = 0 maka VO = Vi
sehingga:
5) Sensor Touch
Merupakan
sensor yang mendeteksi sentuhan. Sensor Sentuh ini pada dasarnya
beroperasi sebagai sakelar apabila disentuh, seperti sakelar pada lampu, layar
sentuh ponsel dan lain sebagainya. Sensor Sentuh ini dikenal juga sebagai Sensor Taktil.
Pin Out
Spesifikasi
Grafik Respon Sensor Touch
Dapat dilihat
bahwa pada grafik di atas saat sentuhan terdeteksi maka signal touch akan
muncul.
6) Sensor Sound
Sensor Suara adalah
sensor yang memiliki cara kerja merubah besaran suara menjadi besaran listrik.
Pada dasarnya prinsip kerja pada alat ini hampir mirip dengan cara kerja sensor
sentuh pada perangkat seperti telepon genggam, laptop, dan notebook. Sensor ini
bekerja berdasarkan besar kecilnya kekuatan gelombang suara yang mengenai
membran sensor yang menyebabkan bergeraknya membran sensor yang memiliki
kumparan kecil dibalik membran tersebut naik dan turun. Kecepatan gerak
kumparan tersebut menentukan kuat lemahnya gelombang listrik yang
dihasilkannya.
Pin OUT
Spesifikasi
-
Working voltage: DC 3.3-5V
-
Dimensions: 45 x 17 x 9 mm
-
Signal output indication
-
Single channel signal output
-
With the retaining bolt hole, convenient installation
-
Outputs low level and the signal light when there is sound
Grafik Respons Sensor Sound
7) Sensor
Ultraviolet (APDS – 9002)
Sensor yang
mendeteksi adanya cahaya terang dan gelap.
Pinout
Spesifikasi
Grafik Respon Sensor
8) Sensor Piezzo
Mendeteksi Adanya perubahan tekanan dan
percepatan.
Spesifikasi:
Working
Voltage: 3.3V or 5V
Working
Current: <1mA
Operating
Temperature Range: -10 ~ + 70
Pinout
Grafik Respon Sensor
9) Sensor Kelembaban
Sensor yang dapat mengukur dua parameter lingkungan sekaligus, yakni suhu
dan kelembaban udara (humidity). Dalam sensor ini terdapat sebuah thermistor
tipe NTC (Negative Temperature Coefficient) untuk mengukur suhu, sebuah sensor
kelembaban tipe resisitif dan sebuah mikrokontroller 8-bit yang mengolah kedua
sensor tersebut dan mengirim hasilnya ke pin output dengan format single-wire
bi-directional (kabel tunggal dua arah).
Spesifikasi :
- Output
analog
- Sensor
kelembaban relatif
- Akurasi
kelembaban: ± 3% rh.
- Pasokan
2,7 vdc sampai 5,5 vdc.
- Smd.tertutup, dengan / tanpa filter hidrofobik
Pinout
Grafik Respons Sensor
5. Prosedur Percobaan[Kembali]
- Untuk membuat
rangkaian ini, pertama, siapkan semua alat dan bahan yang bersangkutan, di
ambil dari library proteus
- Letakkan semua alat
dan bahan sesuai dengan posisi dimana alat dan bahan terletak.
- Tepatkan posisi letak
nya dengan gambar rangkaian
- Selanjutnya,
hubungkan semua alat dan bahan menjadi suatu rangkaian yang utuh
- Lalu mencoba
menjalankan rangkaian , jika tidak terjadi error, maka motor akan bergerak
yang berarti rangkaian pada gorden otomatis bekerja
6. Rangkaian Simulasi[Kembali]
Rangkaian Keseluruhan
Rangkaian Kontrol Rollet Gorden Otomatis
Prinsip
Kerja
Secara Umum :
1. Rangkaian Kontrol Rollet.
Terdiri atas 3
sensor, taitu sensor suara, touch dan UV. Sensor suara untuk menggerakkan motor
dengan membuka Rollet ke atas, sensor touch untuk menggerakkan motor dengan
menutup rollet ke bawah. Serta sensor UV untuk membatasi keaktifan kedua sensor
lainnya. Saat sensor UV mendeteksi cahaya yang cukup pada pagi hari, maka
rangkaian yang aktif hanya rangkaian sensor sound saja. Saat Sensor UV tidak
mendeteksi cahaya lagi pada malam hari, maka rangkaian yang aktif hanya pada
rangkaian sensor touch.
Secara Detail :
1. Rangkaian
Kontrol Rollet.
Sensor Sound
mendeteksi suara yang kencang sehingga tegangan yang terdeteksi mencapai nilai
+5V. Tegangan akan diumpankan ke kaki non inverting Op Amp. Disini digunakan
Rangkaian Buffer. Rumus tegangan outputnya adalah Vo = Vi Jadi di dapatkan Vo =
+5V.
Disini nilai
tegangan outputnya adalah +5V yang lalu diumpankan ke R14 dan diumpankan ke
kaki base transistor, lalu diumpankan ke kaki emitor, lalu diumpankan ke
ground.
Disini
terdeteksi Vbe sebesar +0.77V sehingga transistor on karena Vbe telah melebihi
+0.6V.
Akibat dari
transistor on adalah, arus dari power +5V akan mengalir ke relay dan terus ke
kaki kolektor dan menuju kaki emitor lalu ke ground. Sehingga Switch berpindah.
Namun, sensor
ini harus bekerja bersamaan dengan sensor UV, dimana saat sensor
UV mendeteksi pencahayaan yang terang sehingga tegangan yang terdeteksi
mencapai nilai +0.6V. Tegangan akan diumpankan ke kaki non inverting Op Amp.
Disini digunakan Detektor Non Inverting. Rumus tegangan outputnya adalah
(V1-V2) * Aol. Dimana V1 adalah tegangan di kaki non inverting dan V2 adalah
tegangan di kaki inverting. Jadi di dapatkan (0.6 - 0.06) * 200.000 = 108 000
dimana hasilnya bernilai + dan nilai tegangan output akan mendekati nilai
Vsat+.
Disini nilai
tegangan outputnya adalah +10.9 V yang lalu diumpankan ke R16 dan diumpankan ke
kaki base transistor, lalu ke kaki emitor, lalu menuju ke ground.
Vbe yang
terdeteksi sebesar +0.84V sehingga transistor on karena Vbe telah melebihi
+0.6V.
Akibat dari
transistor on adalah, arus dari power +5V akan mengalir ke relay dan terus ke
kaki kolektor dan menuju kaki emitor lalu ke ground.
Maka nantinya
switch akan berpindah sehingga terbentuk loop arus baterai pada rangkaian
pembuka rollet. Sehingga motor yang berfungsi untuk membuka rollet ke atas akan
on.
Selanjutnya,
Sensor Touch mendeteksi sentuhan sehingga tegangan yang terdeteksi mencapai
nilai +5V. Tegangan akan diumpankan ke kaki non inverting Op Amp. Disini
digunakan Rangkaian Buffer. Rumus tegangan outputnya adalah Vo = Vi Jadi di
dapatkan Vo = +5V.
Disini nilai
tegangan outputnya adalah +5V yang lalu diumpankan ke R7 dan diumpankan ke kaki
base transistor, lalu ke kaki emitor, lalu menuju ke ground.
Disini
terdeteksi Vbe sebesar +0.80V sehingga transistor on karena Vbe telah melebihi
+0.6V.
Akibat dari
transistor on adalah, arus dari power +5V akan mengalir ke relay dan terus ke
kaki kolektor dan menuju kaki emitor lalu ke ground.
Akibat dari
relay telah dialiri arus, maka switch akan berpindah.
Namun, sensor
ini juga harus bekerja bersamaan dengan sensor UV, dimana saat sensor UV tidak
mendeteksi cahaya atau tegangan yang dihasilkan < +0.07V maka tegangan di
kaki non inverting lebih kecil dari kaki inverting, sehingga nilai outputnya akan
mendekati tegangan Vsat- yaitu sebesar -11.0V dan transistor tidak akan on
sehingga switch pada relay berada di kanan. Sehingga terbentuk loop arus
baterai pada rangkaian penutup rollet. Sehingga Maka motor yang berfungsi untuk
menutup rollet ke bawah akan on.
Rangkaian Kontrol Gorden Otomatis
Prinsip Kerja
Secara Umum :
2. Rangkaian
Kontrol Gorden.
Terdiri atas 1
sensor yaitu sensor UV. Saat sensor UV mendeteksi cahaya yang cukup pada pagi
hari, maka motor yang berguna menggerakkan gorden terbuka akan on. Saat Sensor
UV tidak mendeteksi cahaya lagi pada malam hari, maka lampu hidup menerangi
ruangan dan motor yang berguna untuk menutup gorden tertutup akan on.
Secara Detail :
2. Rangkaian
Kontrol Gorden.
Sensor
Ultraviolet mendeteksi pencahayaan yang terang sehingga tegangan yang
terdeteksi mencapai nilai +0.07V. Tegangan akan diumpankan ke kaki non
inverting Op Amp. Disini digunakan Detektor Non Inverting. Rumus Vout = (V1-V2)
x Aol. Dimana V1 adalah tegangan di kaki non inverting dan V2 adalah tegangan
di kaki inverting. Jadi di dapatkan (0.6 - 0.06) * 200.000 = 108 000 dimana
hasilnya bernilai + dan nilai tegangan output akan mendekati nilai Vsat+.
Disini nilai
tegangan outputnya adalah +10.9V yang lalu diumpankan ke R10 dan diumpankan ke
kaki base transistor, lalu ke kaki emitor, lalu menuju ground.
Vbe yang
terdeteksi sebesar +0.84V sehingga transistor on karena Vbe telah melebihi
+0.6V.
Akibat dari
transistor on adalah, arus dari power +5V akan mengalir ke relay dan terus ke
kaki kolektor dan menuju kaki emitor lalu ke ground.
Akibat dari
relay telah dialiri arus, maka switch akan berpindah. Maka motor yang berfungsi
untuk membuka gorden akan hidup dan gorden terbuka.
Sebaliknya jika
sensor tidak mendeteksi cahaya atau tegangan yang dihasilkan < +0.07V maka
tegangan di kaki non inverting lebih kecil dari kaki inverting, sehingga nilai
outputnya akan mendekati tegangan Vsat- yaitu sebesar -11.0V dan transistor
tidak akan on sehingga switch pada relay tidak berpindah dan motor untuk
menutup gorden berjalan..
Rangkaian Kontrol Jendela Otomatis
Prinsip Kerja
Secara Umum :
3. Rangkaian
Kontrol Jendela.
Terdiri atas 2 sensor, yaitu kelembaban dan sensor piezzo. Sensor kelembaban akan bekerja pada nilai batasan 55 dimana jika nilai
kelembaban >55 maka motor yang berguna untuk membuka jendela akan on. Jika
kelembaban <55 maka motor yang berguna untuk menutup jendela akan on.
Sensor Piezzo
disini akan mengontrol kerja sensor kelembaban, dimana jika kelembaban >55
dan jendela terbuka, namun terdeteksi angin kencang di luar ruangan sehingga
memberikan tekanan yang cukup bagi sensor piezzo untuk aktif, maka jendela yang
sebelumnya terbuka akan dipaksa untuk menutup.
Secara Detail :
3. Rangkaian
Kontrol Jendela
Sensor
Kelembaban mendeteksi kelembaban udara di dalam ruangan. Jika kelembaban
>55% maka tegangan yang terdeteksi mencapai nilai +2.53V. Tegangan
akan diumpankan ke kaki non inverting Op Amp. Disini digunakan Detektor Non
Inverting. Rumus Vout = (V1-V2) x Aol. Dimana V1 adalah tegangan di kaki non
inverting dan V2 adalah tegangan di kaki inverting. Jadi di dapatkan
(2.53-2.50)*200.000 = 6000 dimana hasilnya bernilai + dan nilai tegangan output
akan mendekati nilai Vsat+.
Disini nilai
tegangan outputnya adalah +11.0V yang lalu diumpankan ke R21 dan diumpankan ke
kaki base transistor, lalu ke kaki emitor, lalu menuju ke ground.
Disini
terdeteksi Vbe sebesar +6.0V sehingga transistor on karena Vbe telah melebihi
+0.6V.
Akibat dari
transistor on adalah, arus dari power +5V akan mengalir ke relay dan terus ke
kaki kolektor dan menuju kaki emitor lalu ke ground.
Akibat dari
relay telah dialiri arus, maka switch akan berpindah. Maka motor yang berfungsi
untuk membuka jendela akan hidup dan jendela terbuka.
Sebaliknya jika
sensor mendeteksi kelembaban <=55% maka tegangan yang dihasilkan +2.47V.
Maka tegangan di kaki non inverting lebih kecil dari kaki inverting, sehingga
nilai outputnya akan mendekati tegangan Vsat- yaitu sebesar -11.0V dan
transistor tidak akan on sehingga switch pada relay tidak berpindah dan motor
untuk menutup jendela berjalan.
Kemudian untuk
rangkaian Sensor Piezzo akan digunakan dalam mendeteksi perubahan tekanan
diakibatkan perubahan kecepatan angin di luar ruangan. Saat tegangan yang
terdeteksi mencapai nilai +0.02V. Tegangan akan diumpankan ke kaki inverting Op
Amp. Disini digunakan Detektor Inverting. Rumus Vout = (-Rf/Ri)x Vi. Dimana V1
adalah tegangan di kaki inverting dan V2 adalah tegangan di kaki non inverting.
Jadi di dapatkan Vo= -11.0V dimana hasilnya bernilai - dan nilai tegangan
output akan mendekati nilai Vsat-.
Disini nilai
tegangan outputnya adalah -11.0V yang hal ini membuat arus tidak mengalir ke
transistor sehingga switch berpindah ke sebelah kanan. Akibatnya jendela
yang sedang terbuka akan dipaksa menutup dengan memutus rangkaian loop pembuka
jendelanya dan mengalirkan arus dari baterai 5 ke motor penutup jendela serta
LED. Sehingga
motor on, jendela tertutup, dan lampu ruangan hidup.
[Klik untuk download rangkaian proteus]
[Klik untuk download Resistor Datasheet]
[Klik untuk download Motor DC Datasheet]
[Klik untuk download Relay Datasheet]
[Klik untuk download LM741 Datasheet]
[Klik untuk download Potensiometer Datasheet]
[Klik untuk download LED Datasheet]
[Klik untuk download Buzzer Datasheet]
[Klik untuk download Battery Datasheet]
[Klik untuk download BC547 Datasheet]
[Klik untuk download BC143 Datasheet]
[Klik untuk download 1N4148 Datasheet]
[Klik untuk download UV Sensor Library]
[Klik untuk download Touch Sensor Library]
[Klik untuk download Piezzo Sensor Library]
[Klik untuk download Sound Sensor Library]
[Klik untuk download UV Sensor Datasheet]
[Klik untuk download Touch Sensor Datasheet]
[Klik untuk download Piezzo Sensor Datasheet]
[Klik untuk download Sound Sensor Datasheet]
[Klik untuk download Kelembapan Sensor Datasheet]
Comments
Post a Comment