Soal UAS
Penutupan perkuliahan mata kuliah Elektronika ditandai dengan
pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS) pada hari Rabu, 25 Juni 2025, di mana
mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan berbagai konsep yang telah
dipelajari selama mengikuti perkuliahan untuk menyelesaikan soal-soal dalam
ujian tersebut.
- Mengerjakan soal UAS Elektronika pada hari Rabu, 25 Juni 2025 sebagai
bentuk penyelesaian akhir pembelajaran.
- Menguasai serta
mengaplikasikan berbagai konsep Elektronika yang telah dipelajari selama
perkuliahan.
A. Alat
·
Baterai
Spesifikasi
- Input voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
- Output voltage: dc 1~35v
- Max. Input current: dc 14a
- Charging current: 0.1~10a
- Discharging current: 0.1~1.0a
- Balance current: 1.5a/cell max
- Max. Discharging power: 15w
- Max. Charging power: ac 100w / dc 250w
- Jenis batre yg didukung: life, lilon, lipo
1~6s, lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd 1-16s
- Ukuran: 126x115x49mm
- Berat: 460gr
B. Bahan
1. Resistor
Resistor adalah
komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan
tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu
rangkaian Elektronika (V=I R).
Jenis Resistor
yang digunakan disini adalah Fixed Resistor, dimana merupakan resistor
dengan nilai tetap terdiri dari film tipis karbon yang diendapkan subtrat
isolator kemudian dipotong berbentuk spiral. Keuntungan jenis fixed resistor
ini dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah.
Cara menghitung
nilai resistor:
Tabel warna
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang
ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 :
Perak = Toleransi 10%
Maka nilai
resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi
10%.
Spesifikasi
2. Dioda
Untuk
menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari
arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan sebagai penyearah
dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda
(terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang
berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus
dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat
mengalirkan arus ke arah sebaliknya.
3. Transistor
Merupakan
transistor tipe NPN yang digunakan untuk switching agar mengaktifkan kontak
relay dan relay tersebut akan memberikan kontak pada motor DC dan output
lainnya.
Spesifikasi :
- Bi-Polar Transistor
- DC Current Gain (hFE) is 800 maximum
- Continuous Collector current (IC) is
100mA
- Emitter Base Voltage (VBE) is > 0.6V
- Base Current(IB) is 5mA maximum
4. OP-Amp
Konfigurasi PIN LM741
Spesifikasi:
Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi
sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa
Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi
sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada
rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational
Amplifier sering disebut juga dengan Penguat Operasional.
Komponen Input :
1. Logicstate
Gerbang Logika
(Logic Gates) adalah sebuah entitas untuk melakukan pengolahan input-input yang
berupa bilangan biner (hanya terdapat 2 kode bilangan biner yaitu, angka 1 dan
0) dengan menggunakan Teori Matematika Boolean sehingga dihasilkan sebuah
sinyal output yang dapat digunakan untuk proses berikutnya.
Pinout
Idle State (Keadaan Siaga)
- ID State: 0
- Deskripsi: Sistem
berada dalam keadaan siaga, memantau kondisi lingkungan secara
terus-menerus.
- Input: Sensor suhu,
sensor asap, dan sensor sentuh tidak mendeteksi anomali.
- Output: Tidak ada
tindakan diambil, hanya pemantauan rutin.
Alert State
(Keadaan Siaga Tinggi)
- Deskripsi: Salah satu
sensor mendeteksi anomali, tetapi belum ada konfirmasi kebakaran.
- Input: Sensor suhu
atau sensor asap mendeteksi suhu atau konsentrasi asap yang meningkat
tetapi belum mencapai ambang batas kritis.
- Output: Sistem
mengaktifkan peringatan awal (misalnya, lampu indikator menyala) dan terus
memantau situasi.
Pre-Alarm State (Pra-Alarm)
- Deskripsi: Beberapa
sensor mendeteksi kondisi yang mendekati ambang batas kritis.
- Input: Kombinasi dari
sensor suhu, sensor asap, dan/atau sensor sentuh mendeteksi kondisi yang
mencurigakan.
- Output: Sistem
mengaktifkan alarm peringatan (misalnya, bunyi sirene dengan intensitas
rendah) dan mempersiapkan tindakan lebih lanjut.
Alarm State (Alarm Aktif)
- Deskripsi: Kondisi
kebakaran terkonfirmasi berdasarkan data dari beberapa sensor.
- Input: Sensor suhu
dan sensor asap mendeteksi suhu tinggi dan konsentrasi asap yang melebihi
ambang batas kritis.
- Output: Sistem
mengaktifkan alarm kebakaran utama (sirene keras, lampu peringatan
berkedip), mengirim notifikasi ke sistem pemantauan jarak jauh, dan mulai
mengeksekusi prosedur penanggulangan.
Fire Control State
(Penanggulangan Kebakaran)
- Deskripsi: Sistem
mengimplementasikan prosedur penanggulangan kebakaran otomatis.
- Input: Konfirmasi
kebakaran dari sensor suhu, asap, dan sentuh.
- Output: Aktivasi
sistem pemadam kebakaran otomatis (misalnya, sprinkler atau pemadam api),
pemutusan aliran listrik di area terdampak, dan penguncian akses ke area
tersebut.
Post-Fire State
(Pascakebakaran)
- Deskripsi: Kebakaran
telah diatasi, sistem dalam proses pemulihan dan evaluasi.
- Input: Sensor
menunjukkan bahwa kebakaran telah berhasil dipadamkan.
- Output: Sistem
mengirim notifikasi status ke sistem pemantauan jarak jauh, menonaktifkan
alarm, dan memulai prosedur evaluasi serta pemulihan.
Maintenance State (Pemeliharaan)
- Deskripsi: Sistem
dalam mode pemeliharaan untuk pengecekan dan perbaikan.
- Input: Sistem
diaktifkan secara manual untuk pemeliharaan rutin atau setelah insiden
kebakaran.
- Output: Semua sensor
dan alarm dinonaktifkan sementara untuk memungkinkan pengecekan dan
perbaikan oleh teknisi.
2.Potensiometer
Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan
pemakainya.
3. Sensor LM35
Sensor suhu IC LM 35 merupkan chip IC produksi Natioanal
Semiconductor yang berfungsi untuk mengetahui temperature suatu objek atau
ruangan dalam bentuk besaran elektrik, atau dapat juga di definisikan sebagai
komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah perubahan temperature yang
diterima dalam perubahan besaran elektrik. Sensor suhu IC LM35 dapat mengubah perubahan temperature menjadi perubahan
tegangan pada bagian outputnya. Sensor suhu IC LM35 membutuhkan sumber tegangan
DC +5 volt dan konsumsi arus DC sebesar 60 µA dalam beroperasi. Bentuk fisik
sensor suhu LM 35 merupakan chip IC dengan kemasan yang berfariasi, pada
umumnya kemasan sensor suhu LM35 adalah kemasan TO-92 seperti terlihat
pada gambar dibawah.
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa sensor suhu IC LM35 pada
dasarnya memiliki 3 pin yang berfungsi sebagai sumber supply tegangan DC +5
volt, sebagai pin output hasil penginderaan dalam bentuk perubahan tegangan DC
pada Vout dan pin untuk Ground.
Karakteristik
Sensor suhu IC LM35 adalah :
- Memiliki sensitivitas
suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC,
sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
- Memiliki ketepatan
atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC seperti terlihat pada
gambar 2.2.
- Memiliki jangkauan
maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
- Bekerja pada tegangan
4 sampai 30 volt.
- Memiliki arus rendah
yaitu kurang dari 60 µA.
- Memiliki pemanasan
sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara
diam.
- Memiliki impedansi keluaran yang rendah
yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
- Memiliki
ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
Sensor suhu IC LM35 memiliki keakuratan tinggi dan mudah dalam perancangan jika
dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, sensor suhu LM35 juga mempunyai
keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan
mudah dihubungkan dengan rangkaian kontrol khusus serta tidak memerlukan seting
tambahan karena output dari sensor suhu LM35 memiliki karakter yang linier
dengan perubahan 10mV/°C. Sensor suhu LM35 memiliki jangkauan pengukuran -55ºC
hingga +150ºC dengan akurasi ±0.5ºC.
Tegangan output
sensor suhu IC LM35 dapat diformulasikan sebagai berikut :
Vout LM35 = Temperature º x 10 mV
Sensor suhu IC LM 35 terdapat dalam beberapa varian
sebagai berikut :
- LM35, LM35A memiliki range pengukuran
temperature -55ºC hingga +150ºC.
- LM35C, LM35CA memiliki range pengukuran
temperature -40ºC hingga +110ºC.
- LM35D memiliki range pengukuran
temperature 0ºC hingga +100ºC. LM35
Kelebihan dari sensor suhu IC LM35 antara lain :
- Rentang suhu yang
jauh, antara -55 sampai +150ºC
- Low self-heating, sebesar 0.08 ºC
- Beroperasi pada tegangan 4 sampai 30
V
- Rangkaian menjadi sederhana
- Tidak memerlukan pengkondisian sinyal
Berikut grafik kinerja sensor LM35
Untuk lebih lengkap nya dapat dilihat pada datasheet yang ada di
link download
Datasheet LM35
4. Sensor PIR
Sensor PIR merupakan sensor yang dapat mendeteksi pergerakan, dalam
hal ini sensor PIR banyak digunakan untuk mengetahui apakah ada pergerakan
manusia dalam daerah yang mampu dijangkau oleh sensor PIR. Sensor ini memiliki
ukuran yang kecil, murah, hanya membutuhkan daya yang kecil, dan mudah untuk
digunakan. Oleh sebab itu, sensor ini banyak digunakan
pada skala rumah maupun bisnis. Sensor PIR ini sendiri merupakan kependekan
dari “Passive InfraRed” sensor.
Pada umumnya
sensor PIR dibuat dengan sebuah sensor pyroelectric sensor (seperti
yang terlihat pada gambar disamping) yang dapat mendeteksi tingkat radiasi
infrared. Segala sesuatu mengeluarkan radiasi dalam jumlah sedikit, tapi
semakin panas benda/mahluk tersebut maka tingkat radiasi yang dikeluarkan akan
semakin besar. Sensor ini dibagi menjadi dua bagian agar dapat mendeteksi
pergerakan bukan rata-rata dari tingkat infrared. Dua bagian
ini terhubung satu sama lain sehingga jika keduanya mendeteksi tingkat infrared
yang sama maka kondisinya akan LOW namun jika kedua bagian ini mendeteksi
tingkat infrared yang berbeda (terdapat pergerakan) maka akan memiliki output
HIGH dan LOW secara bergantian.
Inilah mengapa sensor PIR dapat mendeteksi pergerakan manusia yang
masuk pada jangkauan sensor PIR, hal ini disebabkan manusia memiliki panas
tubuh sehingga mengeluarkan radiasi infrared seperti yang ditunjukkan pada
gambar disamping.
Gambar berikut
menunjukkan bagian-bagian dari sensor PIR yang perlu untuk diketahui
- Pengatur Waktu
Jeda : Digunakan untuk
mengatur lama pulsa high setelah terdeteksi terjadi gerakan dan gerakan
telah berahir. *
- Pengatur
Sensitivitas : Pengatur tingkat
sensitivitas sensor PIR *
- Regulator 3VDC : Penstabil tegangan menjadi 3V DC
- Dioda Pengaman : Mengamankan sensor jika terjadi salah
pengkabelan VCC dengan GND
- DC Power : Input tegangan dengan range (3 – 12) VDC
(direkekomendasikan menggunakan input 5VDC).
- Output Digital :
Output digital sensor
- Ground : Hubungkan dengan ground
(GND)
- BISS0001 : IC Sensor PIR
- Pengatur Jumper : Untuk mengatur output dari pin digital.
(*) Catatan: Pin nomor 1 dan 2 digunakan untuk melakukan
kalibrasi sensor PIR dengan mengatur posisi potentiometer pada
posisi label MIN atau MAX.
Sensor PIR
sangat cocok digunakan pada projek-projek yang membutuhkan deteksi kapan
seseorang memasuki atau meninggalkan are tertentu. Hal ini karena sensor PIR
membutuhkan daya yang rendah, murah, memiliki jangkauan yang luas, dan mudah
digunakan dengan berbagai sistem kontrol.
Catatan: Sensor PIR tidak dapat digunakan untuk
mengetahui berapa orang yang berada pada jangkauan sensor atau seberapa dekat
objek dengan sensor dan sensor PIR juga dapat dipengaruhi oleh binatang
peliharaan.
Setiap sensor
PIR memiliki spesifikasi dan kriteria yang berbeda-beda namun hampir kebanyakan
dari sensor PIR memiliki spesifikasi yang mirip (Direkomendasikan untuk mengacu
pada datasheet). Berikut spesifikasi sensor PIR pada umumnya.
- Bentuk : Persegi
- Output : Pulsa
digital HIGH (3V) ketika mendeteksi pergerakan dan LOW ketika tidak ada
pergerakan.
- Rentang Sensitivitas
: Sampai dengan 6 meter sebagaimana gambar berikut
- Power Supply : 5V-12V (direkomendasikan
5VDC).
Berikut grafik kinerja sensor PIR
Berikut datasheet kinerja PIR
Untuk lebih detail bisa dilihat pada datasheet di link download
dibawah
Komponen Output
1. Buzzer
Buzzer merupakan sebuah lonceng, bel, atau alarm
yang digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan banyak orang di suatu tempat
dengan tujuan untuk menyampaikan suatu pengumuman.
Buzzer berasal dari Bahasa inggris yang
mempunyai arti lonceng, bel atau alarm. Pengertian buzzer secara harfiah
diartikan sebagai alat yang di manfaatkan dalam memberikan pengumuman atau
mengumumkan sesuatu untuk mengumpulkan orang-orang pada suatu tempat.
2. LED-red
Light Emitting
Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat
memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan
maju. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua
kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan
cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke
Katoda.
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga
menciptakan junction P dan N.
3. Motor
Motor Listrik
DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi
energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai
Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan
memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat
menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada
perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC
seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Spesifikasi
Pinout
4. Relay
Spesifikasi
Relay umumnya adalah tegangan input 5 VDC, 12 VDC atau 48 VDC.
Untuk common dan NO NC umumnya 220 vac dengan arus kerja 10 A.
- Konfigurasi pin Relay dihubungkan ke 5V
- GND dihubungkan ke GND
- IN1/Data dihubungkan ke pin 2
Pinout
1. Resistor
Simbol :
Resistor adalah
komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan
tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu
rangkaian Elektronika (V=I R).
Jenis Resistor
yang digunakan disini adalah Fixed Resistor, dimana merupakan resistor
dengan nilai tetap terdiri dari film tipis karbon yang diendapkan subtrat
isolator kemudian dipotong berbentuk spiral. Keuntungan jenis fixed resistor
ini dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah.
Cara menghitung
nilai resistor:
Tabel warna
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang
ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 :
Perak = Toleransi 10%
Maka nilai
resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi
10%.
2. Dioda
Spesifikasi
Dioda adalah
komponen yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk
menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari
arah sebaliknya. Sebuah Dioda dibuat dengan menggabungkan dua bahan
semi-konduktor tipe-P dan semi-konduktor tipe-N. Ketika dua bahan ini
digabungkan, terbentuk lapisan kecil lain di antaranya yang disebut depletion
layer. Ini karena lapisan tipe-P memiliki hole berlebih dan lapisan tipe-N
memiliki elektron berlebih dan keduanya mencoba berdifusi satu sama lain
membentuk penghambat resistansi tinggi antara kedua bahan seperti pada gambar
di bawah ini. Lapisan penyumbatan ini disebut depletion layer.
Ketika tegangan
positif diterapkan ke Anoda dan tegangan negatif diterapkan ke Katoda, dioda
dikatakan dalam kondisi bias maju. Selama keadaan ini tegangan positif akan
memompa lebih banyak hole ke daerah tipe-P dan tegangan negatif akan memompa
lebih banyak elektron ke daerah tipe-N yang menyebabkan depletion layer hilang
sehingga arus mengalir dari Anoda ke Katoda. Tegangan minimum yang diperlukan
untuk membuat dioda bias maju disebut forward breakdown voltage.
Jika tegangan
negatif diterapkan ke anoda dan tegangan positif diterapkan ke katoda, dioda
dikatakan dalam kondisi bias terbalik. Selama keadaan ini tegangan negatif akan
memompa lebih banyak elektron ke material tipe-P dan material tipe-N akan
mendapatkan lebih banyak hole dari tegangan positif yang membuat depletion
layer lebih besar dan dengan demikian tidak memungkinkan arus mengalir
melaluinya. Kondisi ini hanya terjadi pada dioda yang ideal, kenyataannya arus
yang kecil tetap dapat mengalir pada bias terbalik dioda.
Dioda dapat
dibagi menjadi beberapa jenis:
1. Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi
sebagai penyearah arus AC ke arus DC.
2. Dioda Zener
yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.
3. Dioda LED
yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan.
4. Dioda Photo
yang berfungsi sebagai sensor cahaya.
5. Dioda
Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali.
Untuk
menentukan arus zenner berlaku persamaan:
Keterangan:
Pada grafik
terlihat bahwa pada tegangan dibawah ambang batas tegangan mundur (reverse)
sebuah dioda akan tembus (menghantar) dan tidak bisa menahan lagi. Batas ini
disebut dengan area tegangan breakdown dioda. Kondisi dioda pada area ini
adalah tembus atau menghantar dan tidak menghambat. Kemudian pada level
tegangan diantara tegangan breakdown dan tegangan forward terdapat area
tegangan reverse dan tegangan cut off. Pada area ini kondisi dioda adalah
menahan atau tidak mengalirkan arus listrik.
3. Transistor
Transistor
adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan dari bahan-bahan
semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Masing-masing kaki disebut sebagai
basis, kolektor, dan emitor.
1. Emitor (E)
memiliki fungsi untuk menghasilkan elektron atau muatan negatif.
2. Kolektor (C)
berperan sebagai saluran bagi muatan negatif untuk keluar dari dalam
transistor.
3. Basis (B)
berguna untuk mengatur arah gerak muatan negatif yang keluar dari transistor
melalui kolektor.
Berfungsi
sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching),
stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Selain itu, transistor biasanya
juga dapat digunakan sebagai saklar dalam rangkaian elektronika. Jika ada arus
yang cukup besar di kaki basis, transistor akan mencapai titik jenuh. Pada
titik jenuh ini transistor mengalirkan arus secara maksimum dari kolektor ke
emitor sehingga transistor seolah-olah short pada hubungan kolektor-emitor.
Jika arus base sangat kecil maka kolektor dan emitor bagaikan saklar yang
terbuka. Pada kondisi ini transistor dalam keadaan cut off sehingga tidak ada
arus dari kolektor ke emitor.
Rumus-rumus transistor:
Spesifikasi :
- Bi-Polar Transistor
- DC Current Gain (hFE) is 800 maximum
- Continuous Collector current (IC) is
100mA
- Emitter Base Voltage (VBE) is > 0.6V
- Base Current(IB) is 5mA maximum
Konfigurasi Transistor
Konfigurasi Common Base adalah konfigurasi yang kaki Basis-nya
di-ground-kan dan digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Base, sinyal INPUT dimasukan ke Emitor dan
sinyal OUTPUT-nya diambil dari Kolektor, sedangkan kaki Basis-nya
di-ground-kan. Oleh karena itu, Common Base juga sering disebut dengan istilah
“Grounded Base”. Konfigurasi Common Base ini menghasilkan Penguatan Tegangan
antara sinyal INPUT dan sinyal OUTPUT namun tidak menghasilkan penguatan pada
arus.
Konfigurasi
Common Collector (CC) atau Kolektor Bersama memiliki sifat dan fungsi yang
berlawan dengan Common Base (Basis Bersama). Kalau pada Common Base
menghasilkan penguatan Tegangan tanpa memperkuat Arus, maka Common Collector
ini memiliki fungsi yang dapat menghasilkan Penguatan Arus namun tidak
menghasilkan penguatan Tegangan. Pada Konfigurasi Common Collector, Input
diumpankan ke Basis Transistor sedangkan Outputnya diperoleh dari Emitor
Transistor sedangkan Kolektor-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk
INPUT maupun OUTPUT. Konfigurasi Kolektor bersama (Common Collector) ini sering
disebut juga dengan Pengikut Emitor (Emitter Follower) karena tegangan sinyal
Output pada Emitor hampir sama dengan tegangan Input Basis.
Konfigurasi
Common Emitter (CE) atau Emitor Bersama merupakan Konfigurasi Transistor yang
paling sering digunakan, terutama pada penguat yang membutuhkan penguatan
Tegangan dan Arus secara bersamaan. Hal ini dikarenakan Konfigurasi Transistor
dengan Common Emitter ini menghasilkan penguatan Tegangan dan Arus antara
sinyal Input dan sinyal Output. Common Emitter adalah konfigurasi Transistor
dimana kaki Emitor Transistor di-ground-kan dan dipergunakan bersama untuk
INPUT dan OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Emitter ini, sinyal INPUT dimasukan
ke Basis dan sinyal OUTPUT-nya diperoleh dari kaki Kolektor.
4. Sensor LM35
Sensor suhu IC LM 35 merupkan chip IC produksi Natioanal
Semiconductor yang berfungsi untuk mengetahui temperature suatu objek atau
ruangan dalam bentuk besaran elektrik, atau dapat juga di definisikan sebagai
komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah perubahan temperature yang
diterima dalam perubahan besaran elektrik. Sensor suhu IC LM35 dapat mengubah perubahan temperature menjadi perubahan
tegangan pada bagian outputnya. Sensor suhu IC LM35 membutuhkan sumber tegangan
DC +5 volt dan konsumsi arus DC sebesar 60 µA dalam beroperasi. Bentuk fisik
sensor suhu LM 35 merupakan chip IC dengan kemasan yang berfariasi, pada
umumnya kemasan sensor suhu LM35 adalah kemasan TO-92 seperti terlihat
pada gambar dibawah.
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa sensor suhu IC LM35 pada
dasarnya memiliki 3 pin yang berfungsi sebagai sumber supply tegangan DC +5
volt, sebagai pin output hasil penginderaan dalam bentuk perubahan tegangan DC
pada Vout dan pin untuk Ground.
Karakteristik
Sensor suhu IC LM35 adalah :
- Memiliki sensitivitas
suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC,
sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
- Memiliki ketepatan
atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC seperti terlihat pada
gambar 2.2.
- Memiliki jangkauan
maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
- Bekerja pada tegangan
4 sampai 30 volt.
- Memiliki arus rendah
yaitu kurang dari 60 µA.
- Memiliki pemanasan
sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara
diam.
- Memiliki impedansi keluaran yang rendah
yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
- Memiliki
ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
Sensor suhu IC LM35 memiliki keakuratan tinggi dan mudah dalam perancangan jika
dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, sensor suhu LM35 juga mempunyai
keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan
mudah dihubungkan dengan rangkaian kontrol khusus serta tidak memerlukan seting
tambahan karena output dari sensor suhu LM35 memiliki karakter yang linier
dengan perubahan 10mV/°C. Sensor suhu LM35 memiliki jangkauan pengukuran -55ºC
hingga +150ºC dengan akurasi ±0.5ºC.
Tegangan output
sensor suhu IC LM35 dapat diformulasikan sebagai berikut :
Vout LM35 = Temperature º x 10 mV
Sensor suhu IC LM 35 terdapat dalam beberapa varian sebagai berikut :
- LM35, LM35A memiliki range pengukuran
temperature -55ºC hingga +150ºC.
- LM35C, LM35CA memiliki range pengukuran
temperature -40ºC hingga +110ºC.
- LM35D memiliki range pengukuran
temperature 0ºC hingga +100ºC. LM35
Kelebihan dari sensor suhu IC LM35 antara lain :
- Rentang suhu yang
jauh, antara -55 sampai +150ºC
- Low self-heating, sebesar 0.08 ºC
- Beroperasi pada tegangan 4 sampai 30
V
- Rangkaian menjadi sederhana
- Tidak memerlukan pengkondisian sinyal
Berikut grafik kinerja sensor LM35
Untuk lebih lengkap nya dapat dilihat pada datasheet yang ada di
link download
Datasheet lm35
5. Sensor PIR
Sensor PIR merupakan sensor yang dapat mendeteksi pergerakan, dalam
hal ini sensor PIR banyak digunakan untuk mengetahui apakah ada pergerakan
manusia dalam daerah yang mampu dijangkau oleh sensor PIR. Sensor ini memiliki
ukuran yang kecil, murah, hanya membutuhkan daya yang kecil, dan mudah untuk
digunakan. Oleh sebab itu, sensor ini banyak digunakan
pada skala rumah maupun bisnis. Sensor PIR ini sendiri merupakan kependekan
dari “Passive InfraRed” sensor.
Pada umumnya
sensor PIR dibuat dengan sebuah sensor pyroelectric sensor (seperti
yang terlihat pada gambar disamping) yang dapat mendeteksi tingkat radiasi
infrared. Segala sesuatu mengeluarkan radiasi dalam jumlah sedikit, tapi
semakin panas benda/mahluk tersebut maka tingkat radiasi yang dikeluarkan akan
semakin besar. Sensor ini dibagi menjadi dua bagian agar dapat mendeteksi
pergerakan bukan rata-rata dari tingkat infrared. Dua bagian
ini terhubung satu sama lain sehingga jika keduanya mendeteksi tingkat infrared
yang sama maka kondisinya akan LOW namun jika kedua bagian ini mendeteksi
tingkat infrared yang berbeda (terdapat pergerakan) maka akan memiliki output
HIGH dan LOW secara bergantian.
Inilah mengapa sensor PIR dapat mendeteksi pergerakan manusia yang
masuk pada jangkauan sensor PIR, hal ini disebabkan manusia memiliki panas
tubuh sehingga mengeluarkan radiasi infrared seperti yang ditunjukkan pada
gambar disamping.
Gambar berikut
menunjukkan bagian-bagian dari sensor PIR yang perlu untuk diketahui
- Pengatur Waktu
Jeda : Digunakan untuk
mengatur lama pulsa high setelah terdeteksi terjadi gerakan dan gerakan
telah berahir. *
- Pengatur
Sensitivitas : Pengatur tingkat
sensitivitas sensor PIR *
- Regulator 3VDC : Penstabil tegangan menjadi 3V DC
- Dioda Pengaman : Mengamankan sensor jika terjadi salah
pengkabelan VCC dengan GND
- DC Power : Input tegangan dengan range (3 – 12) VDC
(direkekomendasikan menggunakan input 5VDC).
- Output Digital :
Output digital sensor
- Ground : Hubungkan dengan ground
(GND)
- BISS0001 : IC Sensor PIR
- Pengatur Jumper : Untuk mengatur output dari pin digital.
(*) Catatan: Pin nomor 1 dan 2 digunakan untuk melakukan
kalibrasi sensor PIR dengan mengatur posisi potentiometer pada
posisi label MIN atau MAX.
Sensor PIR
sangat cocok digunakan pada projek-projek yang membutuhkan deteksi kapan
seseorang memasuki atau meninggalkan are tertentu. Hal ini karena sensor PIR
membutuhkan daya yang rendah, murah, memiliki jangkauan yang luas, dan mudah
digunakan dengan berbagai sistem kontrol.
Catatan: Sensor PIR tidak dapat digunakan untuk
mengetahui berapa orang yang berada pada jangkauan sensor atau seberapa dekat
objek dengan sensor dan sensor PIR juga dapat dipengaruhi oleh binatang
peliharaan.
Setiap sensor
PIR memiliki spesifikasi dan kriteria yang berbeda-beda namun hampir kebanyakan
dari sensor PIR memiliki spesifikasi yang mirip (Direkomendasikan untuk mengacu
pada datasheet). Berikut spesifikasi sensor PIR pada umumnya.
- Bentuk : Persegi
- Output : Pulsa
digital HIGH (3V) ketika mendeteksi pergerakan dan LOW ketika tidak ada
pergerakan.
- Rentang Sensitivitas
: Sampai dengan 6 meter sebagaimana gambar berikut
- Power Supply : 5V-12V (direkomendasikan
5VDC).
Berikut grafik kinerja sensor PIR
Berikut datasheet kinerja PIR
Untuk lebih detail bisa dilihat pada datasheet di link download
dibawah
6. LM741
LM741 adalah salah satu IC (Integrated Circuit)
Op-Amp (Operational Amplifier) yang memiliki 8 pin. IC Op-Amp ini terdapat 2
jenis bentuk, yaitu tabung (lingkaran) dan kotak (persegi), tetapi yang umum
adalah yang berbentuk persegi. Op-Amp banyak digunakan dalam sistem analog
komputer, penguat video/gambar, penguat audio, osilator, detector dan
lainnya. LM741 biasanya bekerja pada tegangan positif/negatif 12 volt,
dibawah itu IC tidak akan bekerja. Setiap pin/kaki-kaki pada IC LM741 mempunya
fungsi yang berbeda-beda, keterangan pin/kaki-kaki LM741 dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear
yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan
Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk
menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas.
Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga
dengan Penguat Operasional.
Karakteristik
penguat ideal adalah:
- Gain sangat besar
(AOL >>). Penguatan open loop adalah sangat besar karena
feedback-nya tidak ada atau RF = tak terhingga, serta pada rentang
frekuensi yang luas.
- Impedansi input
sangat besar (Zi >>). Impedansi input adalah sangat besar sehingga
arus input ke rangkaian dalam op-amp sangat kecil sehingga tegangan input
sepenuhnya dapat dikuatkan.
- Impedansi output sangat kecil (Zo
<<).
Konfigurasi PIN LM741:
Spesifikasi:
Respons
karakteristik kurva I-O:
Op-Amp LM741
dapat membuat beberapa fungsi rangkaian seperti gambar berikut.
Macam-macam rangkaian yang dapat dibentuk LM741
- Detektor Penyilang
Nol: mendeteksi tegangan-tegangan di atas nol
- Detektor Taraf
Tegangan (positif dan negatif): mendeteksi tegangan-tegangan acuan pada
tegangan positif maupun negatif yang sudah kita tentukan.
- Penguat (Buffer):
memperkuat amplitudo pada pulsa output nya.
- Penguat 2 Tingkat:
seperti rangkaian Buffer, tetapi mengalami 2 kali penguatan.
- Pembangkit Isyarat: untuk membangkitkan
pulsa
- Rangkaian
Diverensial: untuk pengukuran pengendalian instrumentasi dan penguat
sinyal-sinyal yang sangat lemah.
- Rangkaian
Instrumentasi: untuk memperbaiki penguat differensial.
Berikut
ditampilkan grafik frekuensi dan resistansi output lm741
Karakteristik elektrik
Untuk lebih jelasnya lagi silahkan download pada link download
dibawah
[Klik untuk download proteus Soal 1]
[Klik untuk download proteus Soal 2]
[Klik untuk download proteus Soal 3]
[Klik untuk download proteus Soal 4]
[Klik untuk download Resistor Datasheet]
[Klik untuk download Motor DC Datasheet]
[Klik untuk download LM741 Datasheet]
[Klik untuk download LM35 Datasheet]
[Klik untuk download HC SR501 PIR Senssor Datasheet]
[Klik untuk download Relay Datasheet]
[Klik untuk download Potensiometer Datasheet]
[Klik untuk download LED Datasheet]
[Klik untuk download Buzzer Datasheet]
[Klik untuk download Battery Datasheet]
[Klik untuk download BC547 Datasheet]
[Klik untuk download BC143 Datasheet]
[Klik untuk download 1N4148 Datasheet]
[Klik untuk download Vidio Soal 1]
[Klik untuk download Vidio Soal 2]
[Klik untuk download Vidio Soal 3]
[Klik untuk download Vidio Soal 4]





























Comments
Post a Comment